Mengapa Bisa Ketindihan Banyangan Hitam Gede dan Seakan-akan Sulit Bergerak dan Bersuara Ketika Tidur ?
Pasti sebagian dari kita pernah mengalami hal serupa diatas, itulah mengapa dalam islam kita dianjurkan untuk membersihkan tempat tidur sebelum kita menidurinya. Terlebih bagi yang sedang singgah ke rumah orang, penginapan atau anak kost yang baru pulang dari kampung. Karena kita tidak tahu hal ghaib apa (setan apa) yang sedang tidur di atas kasur tersebut. Maka jangan tanya kenapa bisa ketindihan banyangan hitam gede atau mimpi buruk.
Simak perkataan al-Qursyi berikut :
"Tidak ada satu kasur pun yang tergelar di dalam suatu rumah yang tidak ditiduri oleh manusia, kecuali SETAN AKAN TIDUR DI ATAS KASUR ITU..."
(Akamul Marjan fi ahkamil Jaan hal.150)
Dan berdasarkan hadits dari Abu Hurairah رحمه الله bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda::
إِذَا أَوَى أَحَدُكُمْ إِلَى فِرَاشِهِ فَلْيَنْفُضْ فِرَاشَهُ بِدَاخِلَةِ إِزَارِهِ فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي مَا خَلَفَهُ عَلَيْهِ
"Apabila salah seorang diantara kalian hendak tidur maka kibasilah tempat tidurnya dengan ujung sarungnya, karena sesungguhnya dia tidak tahu apa yang akan menimpa padanya". [1]
Faidah hadits:
1. Sunnahnya mengebuti/mengibas tempat tidur sebelum tidur.[2] bisa dengan kain/sarung,tangan,sapu lidi dan semacamnya.
2. Hendaklah mengebutinya tiga kali.[3]
3. Membaca 'Bismillah' ketika mengebutinya.[4]
4. Bagi orang yang bangun dari tempat tidurnya kemudian kembali lagi, maka dianjurkan untuk mengebutinya kembali.[5]
----------
1. HR. Bukhari 6320 dan Muslim 2714.
2. Syarah Shahih Muslim 18/201.
3. Fathul Bari 11/ /52.
4. Sebagaimana hadits riwayat Muslim no. 2714.
5. Sebagaimana hadits riwayat Tirmidzi. 3410, dishahihkan oleh Al-Albani dalam; Kalim Thoyyib: 3410.
Jangan lupa petunjuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam lainnya seperti Berwudhu dahulu sebelum tidur, baca ayat kursi, berdo'a, berdzikir dan perhatikan juga adab-adab tidur lainnya.
(Dinukil dari "Tidur Menurut Tuntunan Rasulullah" Penyusun : Ustadz Abu Abdillah al-Atsari خفظه الله, Sumber: Majalah al-Furqon, Ed.5 Thn.III + tambahan dari akhi Muhammad Faizar)