ISLAMABAD - Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif menuntut penjelasan polisi mengenai kasus rajam yang diarahkan kepada seorang perempuan hamil. Perempuan itu dirajam oleh keluarganya karena menolak perjodohan.
"Farzana Iqbal diserang pada Selasa 27 Mei 2014, karena dia menikah dengan pria yang dicintainya," ujar pihak Kepolisian Pakistan, seperti dikutip Reuters, Kamis (29/5/2014).
Foto: Protes tindakan rajam yang dialami Farzana Iqbal (Foto: Reuters)
Pembunuhan yang dilakukan oleh pihak keluarga perempuan berusia 25 tahun tersebut, terkait dengan pembunuhan demi menjaga kehormatan. Praktik seperti ini biasa terjadi di Pakistan.
PM Sharif pun menanggapi serius insiden yang terjadi. Dirinya menyebut peristiwa itu sebagai pembunuhan brutal di tengah kehadiran polisi.
"Tindakan ini jelas tidak bisa diterima. Kejahatan harus dihadapkan pada hukum," pernyataan PM Sharif.
"Saya sudah memerintahkan menteri ketua untuk mengambil tindakan dan laporan harus segera ada di tangan saya secepatnya!" tegasnya.
Suami dari Farzana Iqbal mengatakan, polisi tidak melakukan apapun ketika kekerasan terjadi selama 15 menit. "Saya memohon mereka (polisi) untuk memberikan bantuan, tetapi mereka mengatakan hal tersebut bukan tugas mereka," tutur suami korban.
Namun Kepala Polisi Lahore Shafiq Ahmad menegaskan bahwa tidak ada petugas polisi ketika kejadian berlangsung. Ahmad mengatakan, ketika anak buah sudah berada di lokasi kejadian, korban ditemukan sudah tidak bernyawa lagi.
Polisi masih terus menyelidik insiden yang terjadi, Ayah dari Farzana diketahui menghilang setelah sempat ditangkap. Ayah dari korban yang menjadi aktor utama insiden ini.
Ayah dari korban tidak menerima keputusan putrinya menikah dengan suami pilihannya sendiri. Farzana Iqbal akhirnya dirajam oleh keluarganya sendiri karena menolak dinikahi dengan seorang sepupu yang sudah dipilihkan untuknya. [Okezone]