Janji Allah mungkin tidak datang dengan “SEGERA”.
Tapi akan selalu datang dengan “PASTI”.
Sekarang, aku memang tidak tahu dimana keberadaanmu. Tapi aku yakin, kau akan dipertemukan Allah denganku saat masing-masing kita telah baik di hadapan Allah.
Jika aku menginginkan kau seorang yang baik dihadapan Allah, Maka izinkanlah aku untuk selalu memperbaiki diriku dengan kebaikan sesuai ketentuan Allah.
Jika aku menginginkan kau memberikan cintamu hanya untukku, maka izinkan mulai sekarang aku menjaga hati dan cinta ini hanya untukmu.
Jika sekarang aku menginginkanmu menjaga akhlak dan pandanganmu untukku, maka izinkanlah mulai sekarang aku menjaga akhlak dan pandanganku hanya untukmu.
Sehingga, ketika telah tiba waktunya bagi Allah untuk mempertemukan kita, indahnya cinta yang terbingkai dengan surga pernikahan akan menjadi penggenap separuh dari agama ini.
Jika aku boleh jujur, penantian panjang ini layaknya malam yang semakin gelap dan pekat. Hanya cahaya iman dan sabar yang akan menjadi penerang. Tapi aku yakin, malam yang semakin gelap dan pekat itu, tidak akan berlangsung selamanya.
Kerana semakin waktu berangkat jauh membawa gelapnya malam, semakin dekat pula waktu menuju pagi dengan sambutan mentari yang cerah.
Ya.. di saat pagi itulah Allah akan mempertemukan kita sesuai janji_Nya.
Pagi yang cerah dengan sapaan mentari yang ramah.
Bersama kidung cinta yang akan terus terlantun membawa nyanyian surga yang Allah turunkan untuk kita.
Gerbang pernikahan yang indah dengan hiasan bunga ridha dan restu dari Allah.
Insya Allah..
Waktu itu pasti akan datang bersama izin dari Allah.
Entah kapan, aku sendiri juga belum tahu.
Biarkan Allah yang merenda ini dengan indah. Antara harapan dan kenyataan, ada jarak dan waktu. Jarak itu bisa satu centimeter, bisa juga satu kilometer. Atau bahkan lebih.
Waktu itu bisa satu hari atau bisa juga satu tahun. Atau bahkan lebih. Dan di dalam jarak dan waktu itulah, kita isi dengan kesabaran dan do'a.
Jodoh memang mutlak kekuasaan Allah.
Jodoh memang ada di tangan Allah.
Tapi, kalau kita tidak berusaha menjemputnya, akan terus di tangan Allah. Tidak akan pernah sampai di tangan kita.
Foto: Google
Biarkan aku mencoba menjemputmu dengan memperbaiki diri.
Biarkan aku menantimu dengan memperbaiki iman.
Biarkan aku menunggumu dengan terus melangkahkan kaki semampuku dalam usaha dan ikhtiar.
Di tengah lelahnya hati ini, izinkan aku tetap menunggu dengan iman yang tak pernah surut.
Meski kadang godaan rasa putus asa terus menghinggap di hati.
Aku hanya perlu menyandarkan cinta dan harapan pada Allah. Karena menyandarkan harapan pada manusia hanya akan menemui kekecewaan.
Biarkan penantian yang aku sendiri belum tahu kapan berakhirnya ini.. Menjadi ladang ibadah yang disediakan Allah untukku. Dan orang-orang yang sedang menanti sepertiku.
Teruslah perbaiki diri..
Aku masih setia menantimu.
INSYA ALLAH