Oleh : Niaw Shinran (Ms Nii)
Present ...
Nyatanya cinta tak benar-benar tumbuh di dalam hatiku, ia bersembunyi dibalik debu kaca yang selalu kulihat dipersimpangan jalan.
**
Sisi hati yang tak pernah menyadari ada benih cinta yang bertaburan di sana, bagaimana tidak? Kupikir itu hanya bayangan semata dari balik tirai kaca yang kusam. Kulangkahkan kaki manuju jalan yang setiap hari kutempuh, pernah kumencoba untuk tidak mengalihkan pandangan ini pada rumah tua yang kurasa tak berpenghuni, namun mata terhanyut untuk melihatnya lagi. Ada apa di sana? Mengapa bayangan seorang wanita cantik itu selalu tersenyum padaku?
Sekiranya aku dapat pulang cepat dari tempat kerjaku, kulihat cuaca semakin mendung, tak lama hujanpun berdatangan, rasanya ingin aku berlari menembus mata air dari langit itu karena baru kuingat aku harus menjemput seseorang tepat pada pukul tujuh malam ini,''Bagaimana ini? aku tidak mungkin pulang dalam keadaan hujan deras seperti ini, belum lagi motor tuaku sudah sangat tidak mungkin diajak kompromi dalam keadaan seperti ini''gerutuku dalam hati. Aku mondar-mandir di depan jendela kantor sembari memainkan kunci motor
''Tam, lo kenapa si kaya orang yang gelisah banget?''tanya Dion salah satu temanku yang juga satu ruangan kerja denganku
''Gue ada janji sama seseorang malam ini Yon''jawabku
''Janji? Sama cewek? Laga lo Tam, lo liat tuh hujannya gede banget kaya gitu''ujarnya
''Justru itu kenapa gue jadi bimbang kaya gini, kalau gue gak nemuin dia kan kasian, dia itu sepupu gue yang mau liburan di Jakarta''ujarku
''Liburan si ke Jakarta, sepupu lo cewek?''tanyanya lagi
''Iya ...''jawabku singkat
Duarr ... !!
Suara geledeg begitu kencang dan hujan pun malah semakin deras. Waktu terus berputar, kulihat jam di tanganku sudah hampir menunjukan pukul delapan malam
Dreet ... Dreet ... Dreet ...!
Getaran handphone di dalam kantong celanaku membuatku kaget, karena beberapa menit sebelumnya aku tengah melamun sembari melihat hujan, lantas segera kuambil ponselku
''Mas Tama ada di mana? aku udah kedinginan banget ni, gak ada angkot atau pun taksi yang lewat di sini, mas cepetan jemput aku ya, -Tiara-''kudapati pesan dari sepupuku Tiara,''Iya, kamu sabar ya, mas segera jemput kamu, kamu jangan kemana-mana''balasku. Terpaksa aku meminjam kendaraan kantor untuk segera menjemput Tiara.
Setibanya di tempat di mana aku menjemput Tiara, tak kulihat ada orang lain lagi di sana selain Tiara, akan sangat berdosa dan bersalahnya aku jika terjadi apa-apa padanya, segera kuhampiri dia memintanya untuk segera naik sepeda motor walau dalam keadaan hujan
''Mas kenapa telat jemput aku?''tanya Tiara
''Maafin mas ya, dari tadi sore hujannya gak berhenti-bernti''jawabku menerjang hujan
''Ohh ...''ujar Tiara
Setibanya di rumah, aku langsung menyuruh Tiara untuk lekas mengeringkan tubuhnya lalu istirahat. Tiara yang baru lulus SMA tahun ini terlihat sudah dewasa dengan rambutnya yang sebahu, aku tersenyum melihatnya sudah tumbuh menjadi anak yang manis dan cantik, persis seperti ibunya yang meninggal sewaktu Tiara duduk dibangku kelas enam SD. Ah, rasanya aku ingin merawatnya, Tiara sudah kuanggap sebagai adik kandungku sendiri
''Mas Tama, besok antar aku nyari pekerjaan yuk''ajak Tiara yang selesai ganti baju di kamarnya
''Cari pekerjaan? Kamu kan datang ke sini untuk liburan, bukan untuk nyari pekerjaan''seruku
''Iya mas, tapi aku kan juga gak mau menyia-nyiakan waktu aku hanya untuk liburan aja, aku juga mau kerja mas, setidaknya pas sepulangnya aku dari sini nanti sudah dapat pekerjaan''ucapnya membuatku menghela napas
''Yasudah kita bicarakan itu nanti saja, ini sudah malam, kamu tidur gih''suruku
''Iya mas ...''ucap Tiara yang penurut, Tiara pun masuk ke dalam kamar.
Seperti malam-malam biasanya, sebelum tidur aku menyempatkan diri untuk melihat rumah tua di persimpangan jalan itu, sejenak kubuka gorden jendela kamarku, pikiranku tertuju pada bayangan perempuan yang tersenyum kepadaku yang ada dibalik kaca berdebu itu, ada rasa penasaran yang cukup besar di dalam hatiku untuk bisa mengetahui siapa perempuan cantik itu,''Hemm ... Kuharap perempuan cantik itu bukan hantu atau halusinasiku saja, gak tau kenapa senyuman itu selalu terbayang-bayang, apa mungkin aku jatuh cinta sama perempuan itu? Ahh masa si?''seruku merasa heran dengan pernyataanku sendiri. segera kututup kembalu gorden jendela dan lekas memejamkan mata.
**
Satu minggu telah berlalu, sepertinya Tiara betah tinggal di rumah kecilku, awalnya aku takut disebut laki-laki yang memiliki wanita simpanan, karena tidak banyak tetanggaku yang tahu kalau Tiara itu adalah sepupuku, namun inilah lingkunganku di kota Jakarta, tak ada yang terlalu dipermasalahkan selama aku tidak membuat masalah dan aku tetap menjaga etika.
sudah beberapa kali ini aku mengantar Tiara keliling jakarta, seperti apa yang pernah diucapnya, dia tidak hanya ingin liburan, tetapi juga sembari mencari pekerjaan, puji syukur Tuhan ternyata selalu mendengar doa-doanya, Tiara mendapatkan pekerjaan sebagai pelayan restoran yang tempatnya tidak jauh dari keberadaan perempuan cantik itu
''Mas, besok antar aku ketempat kerja ya, besokan hari pertama aku masuk kerja, aku mau banget diantar sama mas Tama, mau yaa?''pintanya
''Tentu mas mau, mas janji akan mengantar dan menjemput kamu Tiara''ujarku membuat Tiara tersenyum
''Bener mas? Makasih yaa, maaf kalau sering merepotkan mas Tama''ucapnya
''Gak apa-apa, selama kamu ada di sini mas bertanggung jawab atas semua itu''
''Makasih ya mas, Tiara janji gak akan necewain mas''serunya, aku hanya tersenyum dan mengelus rambutnya.
Keesokan harinya, aku melihat Tiara begitu bersemangat untuk mengawali hari pertamanya masuk kerja, aku tak lupa menyiapkan sarapan untuknya, karena kutahu Tiara belum bisa memasak, kuharap selama dia bekerjja sebagai pelayan di restoran dia juga bisa belajar memasak
''Tiara, mas sudah siapkan sarapan buat kamu, jangan lupa di makan dan dihabiskan ya, mas mau siap-siap dulu''ujarku
''Iya mas, makasih ...''dengan lahapnya Tiara pun menghabiskan makanannya.
Jam menunjukan pukul delapan pagi, setibanya aku dan Tiara di tempat ia bekerja ternyata masih tutup, lalntas aku tak langsung meninggalkannya pergi, aku akan menunggunya sampai restoran itu di buka
''Kayaknya kita kepagian deh mas''ujar Tiara
''Iya, kamu tenang aja, mas akan nemenin kamu sampai restorannya dibuka di sini''jelasku. Lalu kuarahkan pandanganku ke arah rumah tua itu, kuberharap perempuan cantik itu ada di sana, nyatanya harapanku tak sia-sia, kulihat perempuan itu berdiri di sana, dibalik kaca itu, ia kembali tersenyum padaku dan aku pun membalas senyumannya, tak kusadari Tiara memperhatikan sikapku, lantas ia pun bertanya
''Mas, mas senyum sama siapa?''tanya Tiara yang membuatku sedikit gugup
''Eng ... Bukan siapa-siapa kok, mas tadi liat ada perempuan cantik di sana, hehe''jawabku sembari menunjuk rumah itu
''Perempuan yang mana? Gak ada tuh!''Tiara pun penasaran dan terus mencari keberadaan perempuan yang kumaksud itu
''Tadi ada di sana, dibalik kaca itu tuh ...''jelasku
''Kaca yang kotor dan berdebu itu mas?''tanya Tiara lagi
''Iya''
''Ohh ... Cieee yang lagi kasmaran, hehehe''godanya, aku pun tersenyum simpul dan membiarkan Tiara menggodaku, karena sejujurnya aku memang sedang dilanda kasmaran pada seorang perempuan misterius di sana.
Kutinggalkan Tiara yang sudah masuk ke dalam restoran yang sudah buka itu, aku bergegas menuju kantor, tak apa bagiku telat beberapa menit demi sepupu tersayangku. Pikiranku selalu dihantui oleh bayangan-bayangan perempuan cantik itu, bibirku pun tak henti-hentinya tersenyum mengingat Tiara menggodaku soal tadi itu.
Ngikkk ...!
Dion mengagetkaku dengan berhenti mendadak di hadapanku dengan motor gedenya,''Lo mau bunuh gue ya??''seruku sewot, tapi Dion malah tertawa
''Hahaha, sory Tam, gue gak tau kalau lo mau lewat di depan gue, sory yaa''ujarnya,''Gue buru-buru karena gue pikir uma gue yang telat, ternyata ada sohib gue yang juga telat hari ini, itu artinya kita akan di hukum sama si bos bareng-bareng''jelasnya
''KITA? Lo aja gue enggak!!''seruku lalu berlari meninggalkan Dion di parkiran
''Tam, tungguin gue ...''
Apa yang dikatakan Dion ternyata benar, kita dihukum sama-sama untuk membersihkan kamar mandi pria. Namun tak ada rasa kecewa di hatiku, karena hari ini sedang dilanda kasmaran. Apa-apa yang yang terjadi hari ini kulalui dengan senyuman.
''Huh!! Gue juga bilang apa, kita pasti dihukum bareng-bareng Tam''ujar Dion menghampiriku
''Tapi ini untuk yang pertama dan terakhir kalinya gue dihukum bareng sama lo''seruku
''Kita liat aja nanti, sekarang kan lo sibuk ngurusin sepupu lo itu, bisa jadi setiap pagi lo pasti telat datang ke kantor, hehe''ujarnya
''Untuk kali ini gue emang telat, tapi besok gue gak akan telat-telat lagi, dan ini janji gue''tegasku
Kulihat Dion menghela napas sembari menyimpan sapu di sudut tembok, ia mengambil ponsel miliknya di dalam saku celananya,''Hemm ... Kapan ya gue bisa nikahin Nadia? gue cuma punya modal tekad doang, sementara keuangan gue gak pernah cukup''seru Dion memandangi sebuah photo seorang perempuan yang tak lain adalah kekasihnya yang ada dibalik layar ponselnya, aku tersenyum dan menepuk pundaknya
''Lo yang sabar, yang penting lo ada niat buat nikahin dia dan itu tandanya lo harus berusaha lagi untuk mendapatkan apa yang lo mau''jelasku
''Iya si Tam, mungkin gue kurang berusaha, mungkin selama ini gue masih main-main dalam pekerjaan gue, gue sering telatlah, boloslah, inila itulah''ujarnya sadar diri
''Makanya lo harus rubah kebiasaan buruk lo itu demi apa yang lo mau dan apa yang lo impi-impikan''lanjutku menasehati Dion
''Lo bener Tam, mulai sekarang gue harus ngerubah perilaku buruk gue,''diam sejenak,''Oiya Tam, ngomong-ngomong soal nikah ni, lo sendiri udah punya cewek belum? Kok kayaknya gue gak pernah ngeliat lo telfonan atau ketemuan sama cewek, atau jangan-jangan loooooo?''seru Dion mulai salah pengertian
''Lo jangan sok tau, selama ini gue emang belum punya cewek lagi, tapi gue lagi jatuh cinta sama satu cewek''jelasku bermaksud untuk menceritakan perempuan cantik itu
''Siapa? Lo kenalin dong sama gue, kita kan bisa double date nanti''tanyanya
Pertanyaa Dion membuatku menghela napas dan merasa sangat menyesal karena selama ini aku belum tahu siapa perempuan itu
''Gue belum tau siapa perempuan itu Yon''jawabku
''Lo gak tau dia siapa? Terus apa yang buat lo bisa jatuh cinta sama cewek itu? lo ketemu dia di mana?''tanya Dion lagi bertubi-tubi
Lagi-lagi Dion mempertanyakan hal yang bisa membuatnya mungkin kembali bertanya-tanya dan sampai kapan pun Dion tidak akan pernah mengerti
''Gue belum pernah ketemu dia secara berpapasan, dia cewek yang ada dibalik kaca''seruku
''Apah?? Lo becanda? Maksud lo apa si gue gak ngerti, coba deh lo ceritain lagi dari awal pertama lo ngeliat cewek itu ke gue''seru Dion
''Ceritanya gak begitu panjang, cuma gue ngeliat cewek itu udah lama banget, anehnya cewek itu cuma tersenyum, dan senyumannya itu yang selalu menghiasi hari-hari gue sampai akhirnya gue benar-benar jatuh cinta sama dia''jelasku
Dian mengkerutkan keningnya dan berusaha untuk memahami ceritaku, tatapan matanya seolah-olah masih menyimpan tanya
''Kenapa gak lo coba samperin ajah cewek itu?''tanya Dion lagi
''Sempat terpikir begitu si, tapi gak tau kenapa hati gue mengatakan kalau gue belum saatnya benar-benar ketemu sama dia, makanya gue masih berusaha untuk nahan diri gue buat ketemu sama dia''jawabku
''Kalau lo kaya gini terus yang ada nanti tu cewek keburu diambil orang''serunya
''Diambil orang? Apakah ada laki-laki lain yang sering melihatnya juga selain aku? Apa ada laki-laki lain yang jatuh cinta padanya juga selain aku?''batinku
Percakapan kami pun terus berlanjut tanpa menemukan titik keselarasan dan pemahaman yang masuk di akal, perempuan cantik itu memang membuatku berusaha untuk mempercayai cinta yang mulai tumbuh di dalam hatiku, tapi kenapa hatiku mengatakan kalau ada keraguan? Entahlah.
**
Malam ini Tiara terlihat capek, badannya terlihat sedikit kurus. Aku khawatir padanya, aku tidak ingin Tiara merasa terkekang akan pengalaman kerjanya yang pertama ini. Kuhampiri Tiara di kamarnya, Tiara sedang melihat album photo ibunya
''Tiara ...''sapaku
''Iya mas, ada apa?''tanya Tiara
''Kamu udah makan?''tanyaku
''Udah kok mas''jawabnya
''Tiara, kamu gak mau cerita bagaimana rasanya bekerja di restoran itu? Kamu sudah satu minggu loh kerja di sana''ucapku
''Iya mas, ada yang mau Tiara ceritain ke mas Tama''seru Tiara
''Apa? Mas jadi penasaran''tanyaku
''Ada perempuan yang sering memperhatikan aku dari rumah tua yang pernah mas tunjukan itu''serunya. Aku sedikit kaget dan meminta Tiara kembali bercerita
''Jadi setiap kali aku istrirahat, aku kan suka duduk-duduk santai di depan, terus gak tau kenapa ada perempuan yang sering liatin aku dibalik kaca rumah tua itu mas, karena penasaran lalu aku samperin ajah perempuan itu ke rumahnya''jelasnya
''Apa? Ja-jadi kamu masuk ke dalam rumah itu? Lalu ada apa dan siapa aja di sana?''tanyaku
''Rumah itu memang kelihatan tua dari luar, tapi ketika aku masuk ke dalam keadaannya masih sangat bagus kok, di sana aku bertemu sama perempuan itu mas''
''Lalu??''lanjutku bertanya
''Lalu aku langsung nanya kenapa dia sering ngeliatin aku di restoran, trus dia bilang katanya aku mirip sama anaknya yang sudah meninggal 5 tahun yang lalu di lantai atas karena bunuh diri lantaran dia kecewa atas perceraian ayah dan ibunya''jelas Tiara membuatku teringat akan perempuan cantik yang sering kulihat itu, wajahnya memang tidak terlalu jelas kulihat karena kaca jendela itu berdebu
''Apakah sekarang dia tinggal sendiri di rumah itu?''tanyaku lagi
''Ibu-ibu itu tinggal bersama anak laki-lakinya yang masih berumur 10 tahun mas''lanjutnya menjawab
''Kalau memang mereka hanya tinggal berdua di sana, lalu siapa perempuan itu?''tanyaku membuat Tiara malah balik bertanya
''Perempuan yang mana mas, yang mas lihat dari jendela yang ada di lantai atas rumah tua itu ya?''tanya Tiara
''I-iyaa ... Lalu siapa dia?''tanyaku
''Emm ... Sebenarnya Tiara mau bicarakan maslah ini dari kemarin-kemarin sama mas Tama, kata Ibu itu banyak sekali laki-laki yang datang ke rumahnya untuk menanyakan hal yang sama, yaitu perempuan yang selalu muncul dibalik jendela, dan ternyata itu hantu dari anaknya yang bunuh diri itu, namanya Ajeng''jelas Tiara
''Ja-jadi ... Jadi selama ini aku hanya di PHP-in sama hantu? Jadi selama ini aku jatuh cinta sama hantu? Jadi selama ini sosok perempuan yang mengisi hari-hari aku itu hantu? Ya Tuhaaaan ...''celotehku dalam hati. Aku menghela napas panjang setelah mendengar cerita dari Tiara itu.
Entah aku harus merasa patah hati atau tidak, rasanya hati ini memang kecewa, perempuan yang kulihat selama ini ternyata hantu, hantu yang bisa membuatku merasa kasmaran dan jatuh cinta. Setelah aku tahu semuanya, aku berusaha untuk melupakan bayangannya, senyumannya dan paras cantiknya yang memang tak nampak jelas, namun aku yakin perempuan itu memang cantik
''Mas gak kecewakan mas?''tanya Tiara. Aku tidak menjawabnya dengan kata-kata, namun dengan anggukan kepala lalu pergi keluar dari kamar Tiara menuju kamarku.
''Hati mana yang tidak kecewa mengetahui kenyataan jika seseorang yang mulai dicintainya hanyalah bayangan semata yang tak nampak jika harus dihampiri, begitupun hati ini, tak ada air mata yang menetes yang keluar dari ke dua mataku, namun kenyataan yang mengecewakanku untuk menghapus rasa cinta ini terhadap seseorang yang nyatanya hanyalah banyangn, ilusi, imaji atau apapun itu namnya, hati ini rasanya hancur''batinku
Rasa penasran masih bersarang dibenakku, kubuka gorden jendela kamar, kulihat bayangan itu masih ada, kulihat banyangan itu masih tersenyum padaku, dibalik debu kaca kutemukan ukiran lambang hati yang artinya cinta. Entah aku harus percaya atau tidak, apakah hantu juga punya cinta?
Hemmmm ...
Selesai.
Niaw Shinran
Bogor, 10 Juli 2014