"adakah cinta?"
"Ya"
"seperti Apa?"
"Cinta yang tak rumit. Sederhana. Sesederhana cahaya lampu taman"
"Tak lebih?"
"Bisa jadi"
"Untuk siapa?"
"Untuk sosok yang pula sederhana, tidak lebih"
"tidak takut?"
"takut apa?"
"tidak, tidak..."
"maksudnya?
"aku... eh sudah lupakan saja"
"ya. baik
#2
"Baik, kini sedikit lebih terang"
"syukurlah"
"Tapi aku tau, kau menyimpan sesuatu"
"Oh, ya. Apa itu?"
"Segunung rasa pada sosok jiwa, dialah yg sedikit banyak mengganggu pikiranmu"
"Kau mencintainya, bukan?"
"Mengapa tersenyum saja, jawab!"
"Apa yg mesti kujawab?"
"Iya atau tidak?"
"Sudah tak perlu kau paksa. Sesungguhnya kaupun tau yang kumau"
"Oke, oke. Aku faham isyarat sorot matamu. Lalu mengapa tak segera kau hampiri dirinya?"
"Biarlah ia terjaga dari noda"
"Sampai kapan? "
"Sampai ada sosok yg tepat untuknya"
"Bukan dirimu?"
"Bisa jadi. bisa pula yg lain"
"Tidak kecewa?"
"Mengapa? Dia bukan milikku. Ia punya jalan takdir sendiri. Jika aku, syukurku meluap-luap. Jika bukan aku berarti yg lain, simpel bukan? Begitulah prinsip, sudah kubilang cinta yang tak rumit. sederhana saja"
@DCHabibillah